Jumat, 06 Maret 2009

Part I : Jalan-jalan ke Teluk Wondama


Jalan-jalan ke Wondama

Pernah mendengar Teluk Wondama, biasa juga di sebut Wasior. Ini adalah salah satu kabupaten pemekaran yang berada di wilayah Papua Barat. Wasior di kenal masyarakat sebagai sebuah kabupaten yang memiliki situs sejarah yang cukup unik kedua di Tanah Papua setelah Manokwari. Tugu Salib. Di sini setiap tanggal 5 Februari masyarakat mengadakan ritual keagamaan memperingati masuknya Injil di Tanah Papua yang di bawa Otto dan Geisler. Masyarakat percaya, Otto dan Geisler sebelum sampai ke Pulau Mansinam, Kabupaten Manokwari, telah lebih dulu berhenti di Teluk ini.

Teluk Wondama terdiri atas 7 distrik dan 53 kampung/desa dengan luas daerah seluruhnya 4.996 Km2. Sebelumnya, kabupaten ini hanya dapat di tuju dengan kapal kayu. Akses untuk masuk ke kabupaten ini semakin terbuka ketika kapal putih milik pelni menjadikan pelabuhannya sebagai salah satu pelabuhan tujuan. Sebelumnya, rute kapal putih hanya menyinggahi pelabuhan Manokwari, melewati Teluk Wondama ke Sorong dan Fak-fak. Dengan di bukanya rute ini menjadikan Teluk Wondama sebagai sebuah kabupaten baru yang banyak di singgahi para pendatang baru. Umumnya mereka yang masuk ke Teluk Wondama berasal dari Kabupaten Manokwari, Sorong, Nabire, Jayapura dan beberapa daerah lain di Papua, juga masyarakat dari luar Papua.

Sedangkan lapangan terbang yang di gunakan sampai saat ini, hanya dapat di singgahi oleh jenis pesawat berbadan kecil. Penerbanganya masih di batasi, pada hari rabu dan sabtu, bila pesawat masih di butuhkan untuk daerah lain, biasanya dialihkan pada hari minggu. Dalam seminggu penerbangan dari Manokwari hanya 2 kali.

Sebagai kabupaten baru, Teluk Wondama telah mengalami perubahan wajah yang cukup signifikan. Profil ini bisa di temui ketika kita memasuki kota kebupaten ini, tepatnya di Distrik Kota yang berjarak 50 meter dari pelabuhan. Potensi Perikanan dan Pertanian merupakan andalan kabupaten ini. Saat ini juga telah ditemukan beberapa tempat sebagai sumber semen dan batubara. Selain itu, parawisata bawah laut dan Pulau Room juga menjadi andalan. Teluk Wondama, telah beberapa kali di publikasikan oleh Pemerintah Daerah melalui Majalah Nasional dan Majalah yang di kelola sendiri.

Sampai saat ini, Teluk Wondama telah berusaha melakukan terobosan pembangunan di segala bidang. Infrastuktur pemerintahan seperti perkantoran telah di bangun. Namun, dalam waktu dekat baru akan diaktifkan. Perumahan rakyat, telah di lakukan di beberapa tempat, termasuk pada distrik-distrik yang cukup jauh dari ibu kota kabupaten. Pemberdayaan ekonomi masyarakat juga telah nampak, dari berbagai jenis bantuan dan kemudahan akses.

Jalan darat telah di tingkatkan pada beberapa titik, sehingga bila menggunakan kendaraan roda dua dan empat, cukup menyenangkan. Hanya saja, kendaraan roda empatnya masih kurang. Yang cukup mengasyikkan, karena namanya teluk, kita akan lebih sering juga menggunakan Long Boat atau Speed Boat atau semacamnya untuk menuju ke Pulau-pulau lain.

Arah pembangunan kabupaten ini, rencananya akan menuju ke “selatan”, sebutan akrab masyarakat setempat. Sehingga umumnya jalan menuju kesana, perumahannya di tata dan kelola secara terpadu. Ini sangat terlihat jelas, ketika kita memasuki jalan ke arah selatan. Selain itu, berbagai perkantoran dan gedung-gedung milik pemerintah hampir seluruhnya terkonsentrasi di daerah ini.

Senin, 02 Maret 2009

Gempa Manokwari Membawa Berkah Bagi Parpol

Manokwari - Gempa duplet (Kompas Ciber Media) yang terjadi minggu, 4 Januari menjelang pagi di Manokwari membawa berkah bagi partai politik peserta pemilu 2009. Parpol yang menangkap situasi ini langsung membentuk posko bencana di setiap sekretariat partai bersangkutan. Partai Golkar, Demokrat, PDIP dan lainnya menjadi partai yang paling cepat merespon situasi ini, coba menangkap simpati rakyat.

Gempa susulan selang tiga jam kemudian, lebih besar. Merubuhkan beberapa hotel dan rumah serta merusak pemukiman dan fasilitas lainnya. Masyarakat serentak panik. Bagi mereka yang mendiami daerah sekitar pantai langsung mencari tempat aman di daerah lebih tinggi.

Situasi ini nampak hampir di seluruh daerah pantai yang ada di Manokwari hingga ke kampung-kampung. Bedanya, masyarakat kampung di beberapa tempat, mengungsi dengan keadaan seadanya. Seperti yang di beritakan beberapa media cetak dan elektronik. Ribuan rumah roboh dan rusak, korban luka-luka juga tidak sedikit.

Merespon keadaan demikian, beberapa partai langsung menurunkan bantuan mereka ke beberapa tempat, sekitar kota Manokwari dan kampung-kampung terjangkau. Parpol memberikan bantuan bahan makanan.

Hal ini di anggap wajar oleh sebagian masyarakat, namun tidak sedikit juga yang merespon dengan tanda tanya besar. Masyarakat kampung Yoan Soribo di Distrik Masni misalnya, menolak menyamakan bantuan pemerintah dan parpol. “Bantuan pemerintah beda dengan parpol”, kata warga, Oscar Maidodga.

Untuk beberapa partai, setiap jenis bantuan yang di bagikan ke korban bencana selalu di lengkapi dengan atribut partai yang di bawa pengurus serta caleg dari partai bersangkutan, semuanya dilengkapi dengan uniform. Sambil membagikan bantuan tidak jarang individu partai juga berbicara banyak sambil menunjuk ke arah gambar tertentu yang terdapat pada bantuan yang di bagikan tersebut.